Dalam sebuah sesi belajar, seorang Pemimpin mengajukan pertanyaan berjuta umat…
“Saya punya pemimpin yang otoriter, kami tak diberi kesempatan untuk berkreasi… segala pekerjaan harus sesuai caranya dia, padahal ide-ide kami tidak melanggar peraturan… bagaimana kami harus bersikap?”
‘Memimpin secara otoriter’ memang sering mendapat cap buruk, terutama bagi sebagian yang mempopulerkan kepemimpinan humanis. Memimpin secara otoriter kerap dianggap membunuh kreativitas, menjadikan tim tidak berkembang, dan kesan kepemimpinan seperti memimpin robot.
Apa benar begitu?
Jika memimpin secara otoriter itu buruk, maka kita mungkin tak akan melihat Singapura sebesar sekarang, yang merupakan hasil kepemimpinan tangan besi dari Lee Kuan Yew (terlepas dari beragam pro dan kontranya).
Jika mempimpin secara otoriter itu buruk, kita takkan pernah belajar disiplin seperti tepat waktu, rajin ibadah, karena ada sedikit banyak unsur otoriter di dalam pendidikan orang tua dan sekolah kita dulu.
Jika memimpin secara otoriter itu buruk, bagaimana seorang tentara belajar mematuhi rantai komando secara otomatis di kala situasi perang?
Jadi, benarkan ‘Memimpin secara otoriter’ itu buruk?
Mungkin kita perlu berpikir ulang tentang ini, bahwa dunia kepemimpinan sangatlah luas. Meliputi siapa orang yang dipimpin? apa bidang yang dipimpin? situasi apa yang sedang terjadi saat kepemimpinan diterapkan?
Artinya, tak ada satu gaya kepemimpinan yang paling bagus dan paling tepat. Setiap gaya punya tempatnya, punya situasi dimana ia tepat dilakukan.
Kepemimpinan dengan gaya mengayomi, ada tempatnya…
Kepemimpinan secara otoriter, ada tempatnya…
Kepemimpinan demokratis, ada tempatnya juga…
Tinggal disesuaikan saja dengan kondisi.
Contoh…. saat kondisi darurat, dimana jika tak segera diselesaikan maka bisnis akan mati total. Memimpin secara demokratis, meminta pendapat semua pihak melalui musyawarah dan mufakat, tentu terlalu lama. Belum menyepakati apapun, semua kadung berakhir.
Balik ke kasus curhatan di atas….
Punya pemimpin otoriter? bersyukurlah karena bisa sekalian belajar bagaimana memimpin secara otoriter. Nggak gampang lho… ada caranya, ada seninya…
Kepemimpinannya dirasa nggak efektif? mungkin Pimpinan tersebut (yang otoriter tadi) memang menerapkan kepemimpinan secara otoriter tidak di situasi dan kondisi tepat. Kita tak bisa banyak berbuat tentang itu, karena ada di luar kendali pribadi.
Namun, ilmu dan pengalaman langsung dari menjalani ‘Kepemimpinan secara otoriter’, merupakan harta berharga. Nantinya bisa diterapkan pada situasi dan kondisi yang tepat saat memimpin tim di bawah kita.
Maka, tak perlu menghindari konsep ‘Kepemimpinan secara otoriter’. Kita perlu mempelajarinya, kita juga kadang perlu mengalaminya langsung. Setelah itu, terapkan untuk menumbuhkan dan membangun tim sesuai situasi kondisi yang tepat. Di situlah kepemimpinan kita menjadi lebih efektif.
Ditulis oleh:
SURYA KRESNANDA
Head Coach at Kanirana
0811 2244 111