Main Character (Karekter Utama) harus orang paling baik hati, pemurah, mengutamakan orang lain, dan rela berkorban.
Nggak selalu kok.
Seno Aji contohnya… dalam film Gadis Kretek, dia punya segala kriteria ‘orang baik’, tapi hanya jadi collateral demage dalam ‘pertempuran’ cinta Dasiyah – Soeraja.
Dasiyah dan soeraja sendiri sebagai Main Character, cenderung egois. Tapi dengan ke-egois-an itu, mereka terus maju hingga tujuan tercapai. Perjuangan atas dasar ego pribadi mereka lebih menggerakkan penonton dibanding kebaikan hati seno.
Dalam drama kehidupan, Pemimpin sering terlewat dengan detil kecil ini.
Mereka ingin menggerakkan dan menginspirasi banyak orang dengan kebaikan hatinya. Namun lupa bahwa kebaikan hati yang kebablasan alias berlebihan, hanya menjadikan Sang Pemimpin tampak lemah dan terlihat tak punya pendirian serta harga diri.
Dalam drama kehidupan, tak jarang keteguhan dan konsistensi perjuangan lebih menggerakkan hati, membawa orang lain mau mengikuti. Tak terkecuali pun saat perjuangan itu terkadang menimbulkan sedikit kerusakan, selama bisa membawa progress secara surplus. Dan segala kerusakan itu akan dinilai sekedar sebagai resiko yang harus dihadapi.
Saya tidak sedang bicara benar dan salah. Saya bicara tentang kenyataan dunia hari ini, bagaimana orang lebih tergerak oleh kerasnya perjuangan, dibanding lembutnya kebaikan hati.
Jika ingin disukai, jadilah Pemimpin lembut baik hati layaknya Seno Aji. Jika ingin menggerakkan, itu tidak cukup. Tunjukkanlah keras hati dalam memperjuangkan apa yang kita anggap benar seperti Dasiyah dan Soeraja.
Akan ada orang tidak setuju, pastinya. Namun secara garis besar, perjuangan itu menjadi inspirasi.
Ditulis oleh:
Surya Kresnanda
@suryakresnanda
0811 2244 111