IMAJINASI DAN KREATIVITAS PEMIMPIN


“Dia tuh ada aja idenya…”
“Kok bisa sih dia kepikiran?”
“Dia bisa melihat apa yang gak dilihat.”

Kalimat-kalimat di atas adalah bentuk kekaguman atas orang-orang yang dianggap kreatif. Orang kreatif, seringnya nemu aja jalan keluar masalah.

Pemimpin kreatif, bakal jarang menemui jalan buntu atas masalah apapun, sepelik apapun. Di saat Pemimpin lain melihat benang kusut, Pemimpin kreatif menemukan celah untuk mengurainya.

Sebuah pertanyaan muncul:
“Bagaimana seseorang bisa kreatif?”

Kuncinya ada pada: IMAJINASI.

Imajinasi itu, sederhananya adalah, memunculkan hal yang gak ada jadi ada di dalam pikiran. kabar buruknya, gak semua orang imajinasinya bagus. Kabar baiknya, imajinasi bisa dilatih.

Gimana melatihnya? ya dengan membiasakan untuk munculin hal nggak ada jadi ada di pikiran. Bahasa lainnya, berkhayal. Bukan satu atau dua kali, tapi sesering mungkin, sehingga pikiran kita terbiasa.

Ini menjadi jawaban atas fenomena, kenapa Pemimpin-pemimpin besar di masa lalu begitu menghargai sastra. Karena sastra menghidupkan imajinasi, imajinasi melahirkan kreativitas, dan dengan kreativitas itulah para Pemimpin memecahkan banyak permasalahan.

Sampai guru saya berpesan, salah satu bahan untuk menjadi Pemimpin besar adalah, baca banyak novel. Nggak suka novel? masih banyak alternatif… hidupkan kembali puisi, sajak, naskah-naskah drama ala shakespeare, dll.

Berbeda dengan televisi atau YouTube yang sudah memberi semua gambarnya, sehingga tidak memberi kita ruang imajinasi.

Saya bukan anti YouTube, karena sehari-hari juga menikmatinya. Tapi jka menilik pesan guru saya tadi, maka untuk melatih imajinasi, bacalah novel lebih banyak daripada menonton YouTube.

Jadi rekan-rekan Pemimpin, sedia berapa novel dan karya sastra lain dirumah?

Ditulis oleh:

Surya Kresnanda
@suryakresnanda
0811 2244 111


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *