APAKAH SAYA MEMIMPIN DENGAN BENAR?


Suatu malam, saya menemukan ember dan cikrak di halaman rumah, bekas ART bersih-bersih tanaman sore hari. Dua benda ini tak dikembalikan pada tempat asalnya.

Bagaimana reaksi saya? Well, saya membiarkan. Pertanyaan berikutnya, apakah keputusan saya membiarkan benda-benda ditaruh tidak pada tempatnya begini adalah sikap pemimpin yang benar?

Setiap Pemimpin akan punya pandangan berbeda. Ada yang bilang, “Nggak bener! mestinya rapi dong… kan cerminan disiplin.” atau mungkin seperti saya, “Ah nggak papa, nggak merugikan orang… nggak keliatan dari jalan juga…”

Pandangan serta pilihan itu diambil sesuai value masing-masing pemimpin. Dan ini menjadikan setiap pemimpin khas dan unik.

Temen-temen tentu pernah lihat sebagian pemimpin orangnya sangat teratur, dan menuntut keteraturan di tim. Ada juga pemimpin yang easygoing, yang penting target beres dan gak melanggar norma, cara kerja terserah.

Selain itu, ada sebagian pemimpin mendorong timnya rajin belajar, dan ada yang justru, membatasinya karena suatu alasan.

Manapun sebenarnya boleh, yang terpenting: KONSISTEN.

KONSISTEN ini yang akan dihargai oleh tim terhadap pemimpinnya. Ada kalanya pemimpin menuntut segalanya teratur, maka gak masalah jika tim melihat diri sang pemimpin juga teratur dari A sampai Z. Begitu juga sebaliknya.

Yang aneh itu, kalo misal pemimpin mendorong tim belajar, baca, ikut seminar, dll. dengan alasan biar berkembang, tapi tim lihat pemimpinnya nggak gitu. Atau pemimpin mendorong buat belajar, tapi pelit ngeluarin dana pendidikan. Inkonsistensi ini yang akhirnya membuat kepemimpinan lemah dimata tim, Potensinya malah bikin prasangka lain, misal… “Ah, boss nyuruh kita belajar biar dia gak repot… kita yang disuruh repot!”

Kembali ke kasus saya membiarkan ART menaruh ember dan cikrak tidak pada tempatnya. Bagi saya, selama gak mengganggu, gak masalah. Tentang ini saya punya pandangan beda dengan ibu, dimana ibu saya orangnya sangat rapi, pasti komplain kalo liat ginian. Tapi baik saya maupun ibu, ya konsisten dengan value masing-masing, dirumah masing-masing. Seisi rumah pun tahu, harus apa kalau dirumah saya, dan musti gmana kalo dirumah ibu saya.

Petuah Ken Blanchard dan Don Shula dalam bukunya “Everyone a coach”, pemimpin yang baik itu, mudah diprediksi timnya.

Karenanya, penting bagi pemimpin untuk bertindak dengan apa yang menurutnya benar, bukan ikut-ikutan pemimpin lain. Kalo ikut-ikutan, nanti malah inkonsisten.

Misal, biasanya kalo tim melakukan sesuatu dihukum, tiba-tiba kok enggak. Atau biasanya kalo tim menjalankan dengan cara tertentu dan gak papa, kok tiba-tiba sekarang dikoreksi. Padahal sama-sama efektif dalam mencapai tujuan inkonsistensi ini melemahkan kepemimpinan.

Bagaimana jika kita sebagai pemimpin, memang baru belajar hal baru dan ingin menerapkan value baru? komunikasikan dulu ke tim, sehingga mereka paham bahwa akan ada perubahan standard benar-salah, disebabkan kita memang ingin mengubah, bukan karena kita inkonsisten.

Ditulis Oleh:

Surya Kresnanda
@suryakresnanda
0811 2244 111


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *