TIM PEMIKIR DAN RESIKONYA


kanirana.coaching

“Saya pengen punya Tim pemikir, jadi gak saya semua yang mikirin segala hal!” Curhat seorang leader.

Setiap pilihan pastinya punya konsekuensi. Kalo ingin punya Tim pemikir, biasanya akan satu paket sama ngeyel-nya. Sangat mungkin jadi beda pendapat dengan Sang Leader.

Bisa aja, akhirnya keputusan tim beda dengan maunya Leader. Tapi bukankah itu ciri organisasi besar? saat Leader udah gak harus mutusin segala hal detil.

kalo ingin Tim penurut, ya satu paket sama keengganannya mikir. Entah gak mau atau emang gak sanggup.

“Terserah Bapak aja…” atau, “Saya ngikut Ibu…” Menjadi kalimat favorit mereka. Dan semua akhirnya jadi beban pikiran Sang Leader. Begitu gagal, mereka bilang, “kan saya cuma ngikut arahan Bapak…”

Naif jika berharap Tim pemikir dan penurut sekaligus. Itu ibarat mau sering-sering tidur tanpa olahraga, dan pengen ototnya sebesar Ade Rai.

“Bagaimana jika saya punya Tim pemikir, terus dia malah mengambil alih kepemimpinan saya?!” Rasa takut dan terancam ini memang yang akhirnya membuat Sang Leader memasang status quo.

Sebenarnya PR utama ada pada Leader tersebut. Ibarat memelihara anak singa, memang yang dipelihara bisa saja menerkam balik. Namun itu akan teratasi jika Sang leader benar-benar terlatih secara berkualitas sebagai Pelatih Anak Singa.

Artinya apa? Leader perlu senantiasa bertumbuh meningkatkan kualitas diri dan kepemimpinannya. Saat punya Tim pemikir, Leader juga perlu bisa mengikuti kecepatan berpikir Timnya. Musti bisa membawa level berpikirnya lebih tinggi.

Untuk melakukannya, Leader harus senantiasa up to date dengan perkembangan, senang ngulik dan eksperimen berbagai kasus, banyak mencoba hal baru, dan selalu penasaran untuk bisa mengeksplorasi dunia yang belum pernah dijelajahi sebelumnya. Ini butuh keberanian dan kecerdasan sekaligus.

Pemimpin berani dan cerdas, ketemu Tim pemikir, bakal melahirkan ide-ide cemerlang yang tak terbayangkan sebelumnya. Bahkan mendobrak sekat-sekat kebiasaan dan siap menghadirkan ke-baru-an. Karenanya, Tim seperti ini biasanya lebih siap menghadapi perubahan.

Berani memiliki Tim pemikir dengan segala resiko ngeyel-nya?

Ditulis Oleh :


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *