MEMIMPIN dan Mengambil Keputusan


Memimpin dan mengambil keputusan benar-benar tidak terpisahkan untuk seorang pemimpin. Saat seseorang mulai menjadi seorang pemimpin, semoga itu adalah keputusan yang ia ambil. Karena jika seseorang menjadi pemimpin bukan atas keputusannya sendiri, misal adalah karena ia tidak bisa menolak pilihan dari orang lain yang menjadi rekan kerjanya maka bisa jadi ia tidak akan pernah menjadi pemimpin yang sebenarnya.

Seseorang yang memiliki kewenangan/kesempatan untuk mengambil keputusan, tetapi ia tidak berani atau tidak mampu mengambil keputusan maka ia hanyalah seseorang yang menduduki jabatan kepemimpinan tapi dirinya bukanlah seorang pemimpin. Saat pemimpin tidak berani mengambil keputusan, maka ia kehilangan hak kepemimpinannya, karena saat keputusan diambil orang lain. orang lain itulah yang menjadi pemimpin saat itu. Maka dalam rangka kaderisasi, dapat dilakukan dengan memberikan wewenang kepada bawahan untuk mengambil keputusan.

Konsekuensi dari Keputusan yang Diambil

Tepat atau tidak sebuah keputusan, baru bisa dilihat setelah keputusan tersebut di ambil. Meskipun demikian, bukan berarti pengambilan sebuah keputusan cukup mengandalkan keberanian.

Bisa dibayangkan misal Anda adalah seorang pemimpin di club belajar renang. Saat berdiskusi dengan anggota terkait pemilihan tempat untuk berlatih renang, karena Anda adalah orang yang berani dan suka tantangan kemudian Anda memilih berlatih di sebuah telaga. Padahal, tim Anda kebanyakan adalah pemula yang baru belajar berenang. Keputusan yang Anda ambil sebagai pemimpin club dimana Anda memutuskannya hanya modal keberanian, adalah contoh satu keputusan yang tidak tepat. Karena konsekuensi yang timbul bisa jadi adalah konsekuensi negatif atau resiko yang tidak bisa Anda kendalikan.

“Bunuh diri, adalah contoh keputusan yang diambil hanya bermodal keberanian.” – Anonim


Berikut adalah beberapa tips sederhana yang bisa Pemimpin lakukan dalam proses melatih Decision Making atau saat pemimpin mengkader timnya dalam hal Decision Making :

  1. Berusahalah dengan baik untuk memahami pilihan/keputusan yang Anda ambil

Setiap pilihan atau keputusan yang akan Anda ambil semua memiliki konsekuensi. Ada konsekuensi positif dan negatif. Penting untuk Anda mengidentifikasi apa konsekuensinya, terutama adalah konsekuensi negatif atau resiko yang timbul akibat keputusan yang Anda ambil. 

  1. Perhitungkan resikonya, kemudian manfaatnya.

Setelah Anda memahami apa resiko dan manfaat yang muncul, berikutnya Anda perlu mengukur yang mana keputusan / pilihan dengan resiko terbesar dan apakah resiko tersebut masih bisa diterima? Dalam hal ini, Anda bisa mengelompokkan pilihan / keputusan dalam beberapa kategori sebagai berikut :

  1. Resiko besar, manfaat kecil.
  2. Resiko besar, manfaat besar
  3. Resiko kecil, manfaat kecil
  4. Resiko kecil, manfaat besar

Dari empat kategori di atas, tentu yang akan menjadi keputusan terbaik yang Anda ambil adalah yang masuk dalam kategori resiko kecil dengan manfaat yang besar. Dan yang paling tidak direkomendasikan untuk diambil adalah keputusan dengan resiko besar dan manfaat yang kecil.

  1. Latih decision making, sedini mungkin.

Maksudnya adalah jika saat ini Anda baru menjadi seorang pemimpin, atau Anda sudah menjadi pemimpin tetapi baru menyadari hal ini, sebaiknya Anda segera dan secara serius meningkatkan kemampuan Anda dalam pengambilan keputusan.

Dan jika Anda adalah seorang Pemimpin yang sudah memahami hal ini dan Anda akan mengkader tim Anda untuk menjadi pemimpin berikutnya, maka Anda bisa mulai dari sekarang, agar ketika ia menjadi pemimpin sudah siap untuk mengambil keputusan.

Tiga hal di atas, bisa Anda mulai coba praktekkan hari ini. Mengambil keputusan sama juga dengan berlatih berenang, Anda akan semakin mahir hanya ketika Anda mengerti tekniknya dan sering melatihnya. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa di catatan kepemimpinan berikutnya.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *