10 tahun lalu saya berkunjung ke kebun binatang bandung dalam rangka merayakan ultah ke-2 anak saya. Di tengah keasyikan, turun hujan, membuat kami berlindung di pendopo sederhana terdekat.
Saking deras hujan, air pun masuk. Lantai becek. Anak saya hepi liat air, main becek-becekan, saya biarin. Gak berapa lama ikut juga, anak pedagang kaki lima yang sama-sama berlindung di sana. Basahlah 2 bocah ini.
Ibu pedagang kaki lima hampiri anaknya, dia jewer si kecil sambil marah, “Nanti kamu kotor!”. spontan anak nya teriak ke sang ibu, “Ga mau anj*ng”, bikin saya kaget setengah mati.
Kalo dipikir-pikir, ga mungkin ibu ngajarin ngomong gitu di rumah. Tapi sang anak pasti belajar sendiri, entah siapa yang dia lihat. Ayahnya kah? temen mainnya kah?
Jeanne Ellis Ormrod menyatakan dalam bukunya, bahwa, “Belajar adalah perubahan perilaku dan mental akibat PENGALAMAN”. Jadi saat Melatih tim, yang penting bukan ‘mau menyampaikan materi apa?’, tapi justru ‘mau menghadirkan pengalaman apa?’ bagi tim kita.
Sangat mungkin tim belajar banyak, bukan sari nasehat kita, melainkan dari kumpulan pengalaman bekerja bersama kita. Bagaimana mereka merasakan interaksi bareng kita. Bagaimana mereka melihat sikap dan perilaku kita dalam menghadapi masalah.
Ditulis oleh:
Surya Kresnanda
@suryakresnanda
0811 2244 111