SAAT TES-TES BAKAT, KECERDASAN, KEPRIBADIAN, MALAH JADI BUMERANG (BAGIAN 2)

https://r.search.yahoo.com/_ylt=Awrjc3hbiolkyv8wdDSjzbkF;_ylu=c2VjA2ZwLWF0dHJpYgRzbGsDcnVybA--/RV=2/RE=1686764251/RO=11/RU=https%3a%2f%2fseanmmcbride.com%2f2020%2f05%2f24%2fthe-power-of-imagination%2f/RK=2/RS=xpIOTODnyFNPzSuqoCKdqHhnWPw-

Ada pandangan salah yang banyak diyakini masyarakat tentang Tes-Tes Bakat, Kecerdasan, Kepribadian, dan semacamnya.

Pandangan bahwa, “Mengenal diri adalah pintu sukses”.

(Katanya) Mengenal diri, kita jadi tahu kekuatan. Kalo tahu kekuatan, kita jadi tahu bagaimana menyelesaikan segala sesuatu dengan lebih efektif.

Apakah itu benar? Sebagian. Karena kenyataan hidup gak se-simpel itu.

Kita bahas dulu paradigma “Pintu”. memahami ‘mengenal diri’ sebagai pintu sukses, sebenarnya gak pas. Ibarat di depannya ada pintu. Kalo masuk pintu yang benar, kesuksesan sudah menunggu dibaliknya. Maka, pandangan ini juga sekaligus menekankan bahwa membuka pintu yang salah (tak sesuai dengan keunikan diri) takkan membawa pada sukses.

Apakah mengenal kekuatan membuat kita bisa menyelesaikan sesuatu dengan lebih efektif? YA, dengan syarat. Nah syarat ini sering diabaikan, yaitu MINDSET.

Growth Mindset menjadi syarat dasar, yaitu pandangan bahwa diri kita bisa berubah, orang lain bisa berubah.

Tanpa mindset itu, akhirnya pemahaman tentang bakat, kecerdasan, kepribadian, bakal dipatok mati. “Aku pokok orangnya gini”. Pandangan ke orang lain pun sama, “Dia emang udah gitu orangnya!”

Sedangkan, masalah didalam hidup lebih sering gak linear. Beragam banget nget nget, ada yang mudah diselesaikan dengan keunikan kita, ada yang sulit.

Kita gak bisa ngarep milih kesulitan-kesulitan hidup, tantangan-tantangan pekerjaan. Hampir semua given oleh lingkungan. Yang sepenuhnya di kendali kita adalah respon diri.

Kalo sejak awal kaku, “Aku pokok orangnya gini” dan semacamnya, bakal banyak benturan dengan gambar ideal di pikiran kita. Jika Growth Mindset belum terbagun saat benturan ini terjadi, ditambah jika mentalnya lemah, sedang isa merasa yakin sudah mengenal diri (seharusnya membuka pintu kesuksesan), ujungnya malah nyalahin orang lain dan lingkungan.

Lagipula, sukses sejak awal bukan pintu. Sukses itu perjalanan. Jika dihadapkan pada pintu-pintu pilihan, bisa jadi hampir semua bisa kok mengantar ke sukses, asalkan kita menanggung tiap resikonya dan mau terus bergerak maju menuju pintu-pintu berikutnya.

“Pintu-pintu” berikutnya? Jadi pintunya gak satu?
Tepat! Setelah satu pintu, ada pintu lagi. kita gakkan masuk pintu kedua sebelum pintu pertama. Gitu seterusnya hingga sampai pada tujuan. berapa lama? Gak ada yang tahu. Tiap orang bisa beda, bahkan pada tujuan sukses yang mirip sekalipun.

Apakah yang sampai lebih dulu berarti lebih sukses? Enggak juga. Karena tiap orang punya jalur hidup masing-masing. Toh apapun sukses kita hari ini, meski tercapai, bukan berakhir, karena kita akan bersiap dengan tantangan hidup berikutnya.

Jadi intinya, berusaha mengenal diri pakai tes-tes bakat, kecerdasan, kepribadian, itu bagus.

Tapi jangan terlalu berekspetasi bahwa, “Kalo tahu keunikanku kayak gini, suksesku gak lama lagi nih!”. Sungguh itu adalah utopia, Khayalan semu, yang justru bikin terlena.

Ditulis oleh:
Surya Kresnanda
@suryakresnanda
0811 2244 111


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *