MENJALANI PERUBAHAN DENGAN SUKACITA


Flashback 2 tahun lalu, saat pandemi Covid-19 mulai melanda negeri ini, kita dihadapkan pada satu kendala yang merusak tatanan hampir semua bisnis: larangan bertatap muka secara luring (offline).

Saat masalah tersebut hadir, solusi bukannya tak ada. Solusi sangat banyak, mulai dari berganti strategi bisnis, atau bahkan merubah model bisnis.

Kebiasaan manusia pun dipaksa berubah. Salah satunya adalah WFH, bekerja dari rumah. Sebagai Pelatih pun, aktivitas saya Melatih para Leader yang menjadi klien, dipindahkan ke layar komputer, kadang juga dengan ZOOM Meeting atau Microsoft Teams.

Ada beberapa bisnis dan personal yang tak mampu bertahan. Bukan karena tak adanya solusi, tapi SULITnya menjalani solusi itu.

Kenapa? karena menjalaninya perlu perubahan. Dan merubah kebiasaan itu, tidak enak, tidak semuanya mau.

Tak jarang bahkan ada beberapa rekan yang ngotot menunggu. Tak melakukan langkah signifikan sembari menyatakan, “Jangan khawatir, pandemi akan segera berakhir”, dimana itu ternyata hanya angan-angan.

Berbagai pembenaran pun bermunculan, mulai dari menyatakan, “pertemuan daring itu kurang human touch-nya!”, atau “Rapat daring itu nggak berkualitas!”, “melakukan pelatihan daring sama saja mengurangi kualitas!”, Nyatanya, keluhan-keluhan itu hanya menyamakan sementara sebagai pembenaran atas keengganan bereksperimen dengan hal baru. Mereka yang menolak perubahan, akhirnya kalah bersaing juga.

Namun di balik kesulitan, Pandemi membawa berkah tersendiri. Berbagai pekerjaan menjadi efisien, banyak koordinasi selesai tanpa bertemu luring. Syaratnya, kita terbuka dengan pembaharuan dan rela belajar serta melakukan eksperimen sendiri.

Sekarang, pandemi sudah dianggap banyak orang, selesai. Angka penularan rendah. Apakah selesai? nggak tahu. kita tak pernah benar-benar bisa memastikan tantangan di depan.

Apakah Hepatitis misterius akan menjadi pandemi baru?
Apakah dunia bergerak ke perang dunia ketiga yang menyeret indonesia?
Apakah setelah ini indonesia justru mendapat peluang memimpin dunia?

Entahlah… yang jelas kita perlu siap untuk selalu belajar hal baru dan tidak puas dengan keadaan, MENTAL PEMBELAJAR perlu terus di pupuk, karena para pembelajar-lah yang paling siap untuk menjalani perubahan dengan sukacita.

Ditulis Oleh:

Surya Kresnanda
@suryakresnanda
0811 2244 111


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *