Direktur di salah satu Bisnis saya pernah kewalahan dengan satu orang karyawan yang sulit berkembang. Kualitas kerja seadanya. Bahkan sering merepotkan karyawan lain karena musti di-back-up.
Isu yang saya dengar, kemauan belajarnya rendah. Gak mau berkembang. Meski sikapnya baik, tapi kurang memberi nilai tambah sesuai harapan. Walhasil keputusannya adalah dia dilepas.
Saya penasaran untuk gak langsung ngelepas total. Saya pindahkan dia ke bisnis saya lainnya yang memegang posisi direktur disana. Saya coba untuk tugaskan beberapa hal, mirip seperti pekerjaan sebelumnya. Dan berbagai keluhan yang saya dengar sebelumnya, memang terbukti.
Saya masih penasaran, masa sih diajarin gak bisa. Saya beri tugas mengerjakan sesuatu, hasilnya buruk, banyak salah. Saya coba ajarin, hasilnya masih buruk, salah. Saya koreksi, salah lagi, koreksi lagi, salah lagi….
Pernah suatu waktu, saya beri peringatan lumayan tegas, keras. Sampai pada pada tahap tertentu, saya ajari hal-hal detil yang menurut saya, harusnya dia sudah tahu.
Namun satu hal yang membuat saya mau mempertahankannya. Setiap dikoreksi, dia menerima, dan terlihat usahanya memperbaiki. Saat saya ramah atau galak, dia tetap memperbaiki. Pekerjaan berikutnya masih banyak salah, tapi kelihatan progressnya, meski sedikit.
Hari ini, dia merupakan salah satu karyawan andalan. Inisiatifnya terbentuk, sudah bisa memecahkan masalah tanpa nunggu saya. Berani ambil keputusan untuk hal-hal kecil, sehingga saya gak perlu periksa semua secara detil. Dan kualitas kerja yang dulu dianggap buruk, sekarang jauh lebih baik.
Saya belajar tentang satu hal, bahwa selama orangnya MAU BELAJAR, dia bisa berubah, lambat atau cepat, tiap orang beda-beda. Namun kemauan ini membangun sikap positif, menjadikannya sosok yang bisa dibentuk dan diajari.
Dikasus berbeda, saya pernah membimbing anggota komunitas dimana saya dipercaya menjadi Leadernya. Dia pintar, latar belakang pendidikannya lumayan tinggi, tapi kemauan belajarnya bikin ngelus dada. Selalu merasa sudah baik.
Kalo ada masalah, sukanya nyalahin orang. Pas diajari agar lebih baik, keluarnya pembelaan demi pembelaan diri. Walhasil, dirinya susah diajari, sulit dibentuk, dan terpaksa saya lepas dari tanggung jawabnya.
Mungkin pertimbangan ini tidak ideal… namun saya pribadi berkesimpulan bahwa, mempertahankan orang atau melepaskannya, pertama dan utama diputuskan berdasar ke-MAU-annya untuk Belajar & Bertumbuh.
Ke-MAU-an ini gak cukup di mulut. Perlu dibuktikan lewat perbuatan, terutama bagaimana sikapnya saat diberi feedback berupa koreksi.
"kan tergantung bagaimana yanng ngasih koreksi juga!"
Betul… saya setuju. Hanya saja, kalo tim ada 10, dan hanya satu yang gak terima dengan cara koreksi seorang leader…?
Ya, bisa jadi Leadernya kurang perhatian terhadap personal. Namun di sisi lain dari kacamata sistem, satu orang ini boleh dinilai tak siap belajar.
Kompetensi penting, bakat juga. Tapi ke-MAU-an Belajar, itu utama.
Ditulis oleh :
- Surya Kresnanda
- @suryakresnanda
- 0811 2244 111