BAHAYA MENGANDALKAN TRAINING EKSTERNAL

https://fatkhan.web.id/metode-dan-teknik-pelatihan-training/

Dalam banyak sesi pendampingan yang saya lakukan kepada para Pimpinan, ada fenomena umum yang sering banget ditemui. Apa itu? Untuk meningkatkan kompetensi tim, Pimpinan sering meminta mereka (tim), mengikuti training dari luar. Atau sebaliknya, mengundang Trainer eksternal untuk melatih di dalam organisasinya.

Salahkah? Enggak. Tapi kalo Pimpinan terlalu mengandalkannya, itu bisa jadi bumerang.

Mengandalkan itu artinya, berharap-harap, berekspetasi tinggi. Pengennya beres di training. tim langsung beres, langsung tokcer, bisa kerja dengan baik. Ekspetasi ini sering mengecewakan.

Gini…
Training dari eksternal, dengan Trainer yang jelas bukan dari organisasi bisnis tempat Sang Pemimpin dan tim bekerja, tentu bukan orang paling tahu tentang kondisi bisnis sehari-hari, termasuk budaya kerja yang berlaku.

Bisa saja Si Trainer menggali dan mempelajari dulu. Tapi dengan waktu singkat, sedalam apasih yang bisa di dapat? Padahal, kondisi lingkungan misalnya, justru menjadi salah satu faktor penghambat dalam menerapkan ilmu baru hasil training.

Udah gitu, Trainer dari luar sering terbatas ngajar di sesi formal, penuh simulasi. Bukan situasi nyata. Waktunya terbatas. Trainer itu cuma bisa ketemu sehari, dua hari. Hanya di sepanjang itu Trainer bisa ngasih feedback untuk perbaikan.

Dengan segala keterbatasan waktu dan akses, berharap tim langsung berubah? Itu ngimpi banget. Trus yang ada ntar nyalahin trainingnya, nganggep training gak ngefek. Padahal harapan Sang Pemimpin yang ketinggian.

Saya sering mengajak para Pimpinan, Business Owner, Team Leader untuk menjadi pelatih, bagi timnya sendiri.

Sang Pimpinan adalah orang yang berinteraksi harian sama tim, paling paham kerjaan tim, tahu konteks situasi kondisi tim dilapangan, dan ngerti budya organisasi baik yang mendukung maupun menghambat. Udah gitu, karena ketemunya harian, proses ngajarin dan feedback bisa dilakukan rutin, dikit-dikit, dicicil, sembari langsung dipraktekkan oleh tim di pekerjaan.

Tapi Pimpinan kan sibuk ngatur tim, sibuk sama kerjaan sendiri?

masalah ini sering terjadi bukan benar-benar sibuk. Tapi lebih pada belum sadar penuh bahwa Melatih Tim itu salah satu tugas inti seorang Pimpinan manapun.

Kita kebiasaan sejak kecil, melihat orang tua menitipkan pendidikan ke sekolah, lalu lepas tanggung jawab. Kalo anaknya masalah, yang disalahin adalah sekolah. Padahal pendidik utama itu orang tua. Sekolah itu support system aja. Ini kebawa ampe kerja, menyerahkan pendidikan tim ke learning Center atau Training eksternal, lalu tinggal nunggu hasil.

Penting menyadari bahwa tanggung jawab utama mendidik dan melatih tim, ada pada Pimpinan, Atasan, Manager, apapun namanya. Seperti orang tua mendidik anak, Pimpinan adalah orang tua karyawan di kantor. Jika kesadaran ini tumbuh, proses Melatih Tim akan menjadi prioritas, dipelajari caranya, dilakukan sehari-hari, meski banyak kesibukan.

siap Melatih Tim?

Ditulis oleh:

Surya Kresnanda
@suryakresnanda
0811 2244 111


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *